Sejarah Tari Sirih Kuning

SEJARAH TARI SIRIH KUNING






Tari Sirih Kuning merupakan pengembangan dari tarian cokek, yang merupakan tarian pergaulan di tanah Betawi tempo dulu dan banyak berkembang khususnya di daerah pinggir (Tangerang dan sekitarnya), arti kata Cokek sendiri berasal dari nama seorang Tuan Tanah di kawasan itu yang bernama lengkap Tan Sio Kek dengan mempersembahkan para penari wanita untuk menghibur para tamu dalam setiap perayaan pesta rakyat.


Dalam perkembangannya, orkes Gambang kromong dipergunakan untuk mengiringi tarian jenis ini sambil menari berpasangan antara laki-laki dan perempuan lengkap dengan kebaya khas penari cokek berupa kebaya kurung dan celana panjang berbahan sutera khas cina peranakan dengan warna-warni cerah ceria.Pembukaan pada tari cokek ialah wawayangan, dimana para penari cokek berjejer memanjang sambil melangkah maju mundur mengikuti irama musik gambang kromong, setelah itu mereka mengajak tamu untuk menari bersama dengan mengalungkan selendang. pertama-tama kepada tamu yang dianggap paling terhormat. Bila yang diserahi selendang itu bersedia ikut menari, maka mulailah mereka ngibing; menari berpasang-pasangan. Tiap pasang berhadapan pada jarak yang dekat tetapi tidak saling bersentuhan. Ada kalanya pula pasangan-pasangan itu saling membelakangi. Kini, tarian ini biasanya digunakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi " Sirih Kuning ".


Adapun fungsi yang terkandung dalam tari sirih kuning, yaitu: mengiringi pengantin, menghormati para tamu kehormatan yang datang, memberi hiburan kepada penonton.

Sumber: http://tarisirihkuning.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-tari-sirih-kuningsinopsis.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Cara Mudah Membuat Masker Wajah

Tempat Wisata Terbaru di Jogja